Ulang.Tahun.

Hari ini, saking banyaknya teman saya yang berulang tahun, saya sampai pasang status di YM begini:

Met ultah: Fatima, Wisnu, Rian, Fabul, Mail, Rama, Vinta…harusnya hari ini kenyang ;P

Seru ya mengetahui ada banyak orang yang dilahirkan bersamaan dengan hari lahirnya kita ke dunia. Apalagi kalau mereka itu teman-teman kita sendiri. Saya juga punya tuh seorang sahabat laki-laki yang lahir bareng saya (kami cuma beda delapan jam) dan dulu waktu kami masih satu sekolah, di SMP, pasti dikerjain bareng. Biasa lah, anak SMP kan masih cupu-cupu gitu, jadi ketika ada yang ulang tahun, default-nya orang yang ulang tahun itu pasti bakal disiram ramai-ramai, dibedakin pakai tepung ramai-ramai, kepalanya dilempari telur mentah, dan perlakuan-perlakuan ‘tidak senonoh’ lainnya. Kalau sekarang saya masih menemukan beberapa teman mahasiswa yang masih bertingkah laku seperti itu, yeah…mungkin saja mereka belum berhasil terdidik dengan baik. Karena katanya sih, salah satu fungsi mengikuti pendidikan adalah untuk mengubah pola pikir yang kekanak-kanakan menjadi dewasa. Nah, menurut saya, ritual-ritual ngerjain orang seperti nyeburin orang yang ulang tahun ke kolam Indonesia tenggelam (uupss..sori buat yang merasa tersinggung dan tersungging ;P) adalah ciri sikap yang sama sekali tidak dewasa. Dengar itu, hai kalian yang pernah melakukannya! Hehehe…peace,dab!

Ulang tahun seharusnya menjadi moment yang tepat untuk mengintrospeksi diri atau istilah kerennya dalam Islam: bermuhasabah. Jika diibaratkan dengan perjalanan seorang pengembara, suatu saat pengembara itu butuh berhenti sejenak untuk melepas lelah, men-charge energinya dengan makan dan minum, melihat lagi peta perjalanannya demi memastikan benar tidaknya jalan yang ia tempuh, dan kemudian menyusun rencana perjalanan berikutnya. So do us. Kita, manusia-manusia berakal ini, laksana pengembara yang menempuh perjalanan panjang untuk mencapai kampung akhirat. Dalam perjalanan tersebut, terkadang kita perlu ‘berhenti sejenak’, memastikan bahwa jalan yang telah dan akan kita lalui adalah jalan yang benar. Tempat perhentian itu dapat bermacam-macam, tergantung kita mau ‘turun’ di mana (hlo, kok jadi kaya busway >,<), bisa saja pada saat moment tahun baru, hari raya, tahun baru (lagi! kan ada banyak tuh…tahun baru Masehi, tahun baru hijriyah, tahun baru Jawa ;D), salah satunya adalah di hari ulang tahun.

(more…)