2022 Ternyata Tahun Macam Ini


Adakah yang merasa tahun ini berjalan begitu cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya? Makin singkatnya waktu mungkin sudah lama kita sadari, tetapi aku merasa bulan demi bulan pada 2022 berganti lebih tergesa lagi. Bisa jadi, hal itu dipengaruhi oleh kembalinya denyut aktivitas manusia seperti sebelum pandemi sehingga kita macam sedang mengejar aneka kesibukan yang sempat melambat. Nah, bagiku, ternyata tahun 2022 diwarnai oleh kegiatan-kegiatan di bawah ini.

Januari

Setelah sepuluh hari karantina, akhirnya kami keluar hotel tepat saat Tahun Baru 2022. Lamaran adikku mempertemukanku dengan keluarga besar sehingga kami tidak perlu mengunjungi mereka satu per satu. Dalam perjalanan kembali ke ibu kota, kami mampir Bandung dan merayakan ulang tahun Noahーanak bungsukuーdi sana. Bulan ini, aku juga disibukkan oleh pengiriman buku solo perdanaku, Diary Haji Dua Sejoli.

Februari

Ulang tahunku diperingati dengan perjalanan ke ski resort di dekat Gunung Fuji. Sudah berkali-kali kami ke Fuji, tetapi baru kali ini datang saat kota sedang memutih oleh salju, macam bernostalgia dengan kehidupan di Ann Arbor, Michigan, dulu.

Maret

Kelulusan TK anak pertamaku, Musa, ditutup dengan mahakarya DVD album kenangan yang kukerjakan dengan panitia perpisahan selama enam bulan. Isinya semacam kumpulan foto dan video anak-anak selama di TK, surat dari guru, lagu-lagu kenangan, dan serba-serbi sekolah. Di bulan ini, momen berseminya bunga sakura dimaanfaatkan untuk sesi pemotretan dua anak lelakiku yang akan memasuki babak baru kehidupan sekolah.

April

Awal Ramadan bertepatan dengan Musa masuk SD dan Noah masuk TK perdana. Bermacam hal harus kami ubah demi mulusnya transisi itu, di antaranya jam bangun anak-anak yang harus dipercepat. Aku tidak bisa membuat bento semau sendiri lagi karena harus memasak sesuai menu makan siang dari SD.

Mei

Bulan Mei selalu jadi bulan termeriah kami karena adanya ulang tahun suamiku dan si sulung, juga anniversary. Namun, tahun ini euforia meningkat dengan bermacam-macam acara: lebaran, tukar hampers, halal-bihalal offline di sana-sini, dan pesta olahraga (undokai) SD.

Juni

Galeri fotoku menghijau seiring dengan kebunku yang sedang dimacam-macami bulan ini. Semangat berkebunku sedang tinggi. Aku senang bukan kepalang ketika bunga lili di kebunku, yang tadinya belum ada kuncup, bisa mekar besar dan indah.

Juli

Pada awal bulan, aku dilantik jadi duta kota oleh wali kota Ota, salah satu wilayah khusus Tokyo yang juga tempat tinggalku saat ini. Sejak saat itu, tawaran untuk mengerjakan berbagai macam kegiatan terkait pertukaran budaya dan promosi kota berdatangan dengan jadwal yang lumayan padat. Sebelum mudik lagi di bulan berikutnya, aku harus menemani si sulung mengerjakan tugas-tugas liburan musim panasnya, menyelesaikan pemotretan untuk resep bakso sebagai tugas duta kota, dan belanja oleh-oleh. Dalam sisa waktu liburan yang sempit, masih sempat-sempatnya kami liburan ke Hiroshima dan sekitarnya hanya karena sedang ada promo pesawat murah.

Agustus

Macam-macam saja memang pergi mudik lagi di saat zaman sedang susah keluar masuk antarnegara begini. Kata tetangga-tetangga kami, mereka saja belum sempat pulang sejak pandemi, eh … kami sudah dua kali saja. Alhamdulillah, mumpung masih ada rezeki untuk beli tiket dan bisa melihat orang tua sehat, kami rela bersakit-sakit PCR. Ha ha ha!

September

Seperti dua tahun sebelumnya, September kali ini kami juga camping. Tempat berkemah di Jepang ada banyak macamnya dan kali ini kami mencoba cottage atau bungalow di pinggir sungai. Sayangnya, sepulang dari camping, aku harus isoman.

Oktober

Bulan-bulan macam Mei dan Oktober yang sejuk memang menggoda orang untuk beraktivitas di luar rumah. Energiku terkuras untuk acara undokai Noah, pertandingan boccia, sport festival, liga-liga soccer, festival demi festival, pengajian darat, piknik panen ubi, dll.

November

Akhirnya mencoba tren berolahraga macam kaum milenial: berlari. Gara-gara ikut Charity Run 40 Tahun Informatika, aku mencatatkan rekor bergerak paling banyak bulan ini selama 2022.

Desember

Hanya ada satu kata untuk bulan ini: ngos-ngosan!

— tambahan setelah publikasi Tantangan MaGaTa —

Bukan kantor dan sekolah saja yang kejar target, melainkan anak-anak dan ibu rumah tangga sepertiku juga. Seorang wali murid lain di TK anakku bertanya, “Kamu sering ya nitipin anak belakangan ini?”. Rupanya dia mengamatiku yang sedang memanfaatkan waktu-waktu me-time terakhir sebelum libur akhir tahun. Haha. Pada bulan ini, aku punya beberapa agenda lunch dengan teman, tugas menjaga Saturday open school, culture exchange di sekolah Jepang, soft launching buku antologi dan pemilihan ketua baru FLP Jepang, dan kesibukan mendampingi anak yang ikut ujian akhir sekolah Indonesia.

Di akhir tahun, aku bersyukur sekali punya kesempatan ikut mabit muslimah bertema “New Year New Me”, lalu setelahnya anak pertamaku pun dapat mengikuti Islamic Winter School selama tiga hari si sekolah Islam. Keduanya seolah menjadi penutup tahun yang penuh kejaran duniawi ini dengan recharge ruhiyah termanis.

Leave a comment

Wait! Don't forget to leave a reply here.. :D