A June to Remember


Alhamdulillah.

Saya senang hari ini. Setelah berkali-kali gagal diadakan, akhirnya jalan-jalan angkatan bareng temen-temen kuliah saya jadi juga. Hehe. Berbekal hasil voting, survei ala kadarnya, persiapan seadanya, dan tentu saja budget pas-pasan (malah harus ditambal sana-sini oleh para ‘bangsawan’ angkatan kami), cihuy…Ciwidey jadi kenyataan! Sebenarnya bukan ‘Ciwidey’-nya sih yang dikejar, tapi lebih pada kebersamaannya. Terbukti dengan hanya dikunjunginya satu dari sekian banyak objek wisata yang ada di sana. *padahal alasannya bukan ini*
Pulang dari jalan-jalan angkatan, kami dapat kejutan karena nilai tugas akhir sudah keluar, artinya buat para calon wisudawan Juli lengkap sudah semua nilainya selama pendidikan S1 di kampus. Legaaa…

Juni!

Juni tahun ini memang berkesan sekali buat saya. Selain harus berpacu dengan melodi waktu untuk menepati jadwal-jadwal deadline tugas akhir (TA), jatah untuk sosialisasi dengan teman-teman yang notabene bakal pisah juga harus disisihkan. Biasa lah kalo mau pisah kan suka gatal pengen banyak foto-foto, hura-hura bareng, makan-makan bareng…semua-muanya bareng karena mikirnya “kapan lagi kalo bukan sekarang”. Hehe. Saya sendiri berasa punya “geng baru” gara-gara keseringan sama teman-teman sebimbingan (baca: dosen pembimbing tugas akhirnya sama). Oke, karena terlalu panjang kalo diceritakan semua, saya bakal bikin resume (halah, bahasanya bau-bau kuliah gini) buat acara jalan-jalan angkatan hari ini aja…cekidot!

Beda

Ada yang lain di acara angkatan kali ini. Saya yang biasanya cuma jadi penggembira kali ini ikutan sibuk mempersiapkan acara. Kalo dipikir-pikir formasi ‘panitia’ kali ini memang menarik karena orang-orang yang biasanya langganan menempati posisi itu pada nggak bisa ikut. Jadilah wajah-wajah baru yang muncul, termasuk saya šŸ˜€ Tadinya sempat khawatir acaranya kurang seru karena banyak biang keramaian angkatan yang nggak ikut gara-gara masih harus menyelesaikan amanah (baca: TA dan lomba), tapi ternyata kecemasan itu tidak terbukti sama sekali. Acara tetap aja heboh. Malah kehadiran orang-orang yang jarang beredar di angkatan memberikan kesan tersendiri.

Ciwidey

Ciwidey adalah lokasi yang beruntung karena dipilih lebih banyak daripada Lembang oleh angkatan saya. Hehe. Saya baru tahu juga pas pulang, teman saya yang mengurus penginapan bilang

“..mungkin kalo di Lembang biayanya lebih dari seratus ribu.”

Syukurlah duit segitu masih bisa ‘menghidupi’ 50-an orang di Ciwidey selama 29 jam. Hihihi. Di Ciwidey, kami berencana mengunjungi Situ Patenggang dan Kawah Putih, tapi yang terealisasi cuma Situ Patenggang aja karena tiket Kawah Putih tiba-tiba naik nggak kira-kira dari yang tadinya pas survei 4000-an jadi 25000. Gila kan…untung anak-anak nggak ada yang ngotot ke sana. Memang sih yang lebih penting acara kekeluargaannya di vila. Vilanya nyaman, lokasinya di dekat tempat wisata Kolam Renang Walini, masuknya juga dari gapuranya tempat wisata ini, namanya Kompleks Bungalow Prana Tirta. Dikelilingi hamparan kebun teh yang super luas, wuih…cantik deh pokoknya.

Situ Patenggang

Berangkat jam 9 pagi dari Bandung, kami konvoi sebanyak 6-7 mobil pribadi dan beberapa motor. Sampai di Ciwidey sekitar jam 11 lebih, langsung menuju Situ Patenggang karena check in ke vila baru bisa jam 2 siang. Saya pernah ke sana, tapi dulu belum sempat naik perahunya, jadi kali ini saya ikut naik perahu ke lokasi Batu Cinta di tengah danau. Naik perahunya biasa aja sih, nggak ada pemandangan menarik di sekitar sana. Cuma pohon-pohon di pinggir danau gitu. Di ‘pulau’ yang konon lokasi Batu Cinta juga nggak ada apa-apa kecuali monumen dan tulisan sejarah Batu Cinta. Sampai sekarang saya masih nggak ngerti yang mana Batu Cinta-nya. Haha. Harusnya daerah tepi danau itu dibikin kawasan ‘panorama’ juga biar nggak horor.

NB: Entah kenapa bagi saya belum ada yang bisa mengalahkan pesona Sarangan setelah menclok ke beberapa danau lain. Sarangan masih paling baguuus šŸ˜›

Tarif perahunya 15 ribu per orang, baik pakai mesin maupun dayung. Dua-duanya kami sewa, tapi yang perahu dayung berangkat belakangan dan isinya cowok semua. Mungkin mau sekalian adu otot dah mereka. Kelar naik perahu, kami melepas lelah di saung sambil makan siang. Di sana kita bisa menyewa saung secara gratis kecuali mau pinjam tikar atau terpal buat alas duduk. Terus, pulangnya jangan lupa beli stroberi karena murah meriah dan bagus-bagus. Kami sendiri beli dua kotak buat hadiah treasure hunt game yang bakal diadakan di vila.

Treasure Hunt

Sampai vila, hujan yang turun sejak kami makan siang pun reda. Setelah check in dan istirahat di vila sebentar, anak-anak harus keluar lagi dan berbaris. Haha, macam kaderisasi. Yeah, it’s time to treasure hunt game! Saya sama tim acara cukup deg-degan khawatir acara ini gagal membahagiakan mereka karena hujan masih mengancam dan petunjuk yang kami buat sepertinya terlalu susah. Terlalu garing sih lebih tepatnya. Lihat saja contohnya:

Indonesiaku sekuat baja => menara BTS
Swike durhaka => patung kodok
Untuk kubiarkan => To I Let (baca: toilet)
…dst.

Ternyata oh ternyata banyak juga yang terlihat senang dan lebih dari separuh harta karun yang kami letakkan berhasil ditemukan. Acara sempat jadi dramatis karena hujan deras turun sementara masih ada kelompok yang belum menyerah bermain, padahal lokasinya cukup jauh dari vila. Entah mereka berteduh di mana selama hujan. Permainan diakhiri pas magrib, sekalian diumumin jawaban dan pemenangnya. Mulai moment itulah kerasa dekatnya kami satu sama lain.

Testimonial

Acara selepas magrib lebih mengharukan lagi. Kami berkumpul lagi di ruang tivi vila cowok yang cukup luas. Di sana, kami makan malam dilanjutkan nulis testimonial rame-rame dan tukar kado. Acara nulis testimonial ini sebenarnya ide dari seorang tim acara yang pernah melakukannya di SMA dulu. Seru deh. Nulisnya di atas kertas bill yang dipotong-potong per satu meter. Setiap orang bawa potongan kertas itu, ditulisi namanya masing-masing, kemudian diedarkan ke teman-teman lain urut dari sebelah kirinya. Teman sebelahnya menulis sesuatu tentang orang itu, lalu setelah selesai dia harus ngasih kertas itu ke teman sebelahnya lagi. Begitu seterusnya sampai setiap orang menulis tentang semua orang di sana, kecuali dirinya sendiri. Oh ya, biar nggak ngumpul antargengteman, duduknya diacak pakai kertas undian bernomor. Nomor itu sekaligus jadi nomor kado yang akan didapat tiap orang. Pegel banget, nulisnya kilat cuma 30 detik. Saya yang hobi menulis jadi kurang bisa mengeksplorasi kesan setiap orang. Hehe. Mudah-mudahan ntar ada waktu buat nulis lebih banyak tentang mereka…

Tukar kado

Tukar kado jadi acara paling gokil kayanya. Kadonya banyak yang ajaib. Setiap orang harus buka di tempat dan difoto satu per satu! Makasih, Tami, sudah sabar memotret kami šŸ™‚ Tiga kado paling ajaib menurut saya adalah kado milik Tami, Gege, dan Ramon. Kado Gege dan Ramon pada ketahuan itu dari siapa, tapi punya Tami masih jadi misteri. Hehe. Oke, saya ceritakan satu per satu ya…

Kado punya Tami didefinisikan oleh si pemberi kado sebagai set alat bunuh diri, dilengkapi dengan deskripsi kegunaan tiap item sebanyak tiga lembar. Sebuah baskom plastik berisi Baygon (ups, sebut merk), oli mesin jahit, parutan aluminium, tusuk gigi, paku baja, dan jaring-yang entah-buat-apa pun sukses membuka acara tukar kado dengan tawa. Tami memang penerima kado pertama dan herannya kok ya langsung yang aneh gitu.

Kado punya Gege ‘sejenis’ sama punya Tami. Penampakannya paling besar di antara kado lain, jadi sebelum dibuka sih pada pengen dapat itu. Secara gedeee gitu, siapa yang nggak mau kan šŸ˜€ Pas dibuka…oh my God…yang bikin gede ternyata kayu buat alas nyuci baju. LOL. Isi lainnya tentu saja bahan buat mencuci seperti sabun, pemutih baju, sikat, dll. Buahaha. ‘Jahatnya’ itu, di cover kadonya dibilangnya pemutih kulit.

Kado terakhir yang dibuka nggak kalah aneh dari kado pertama. Ramon yang ‘beruntung’ menerimanya. Lebih spesial lagi karena itu dari ketua angkatan kami yang memang konyol (baca: agak ‘gila’) tiada duanya. Isi kadonya benar-benar mengundang reaksi “beneran nggak sih?” dari semua orang yang ada di ruangan. Bayangin aja, kemasannya kardus BB asli, bersegel, masih bagus…terus ada userguide BB, ada kertas ‘wadah’ yang besekat-sekat itu, di setiap sekatnya ada barangnya. Persis kayak paket BB baru deh pokoknya. Saya bilang ‘persis’ soalnya emang cuma BB-nya yang nggak asli. Earphone-nya asli, ada charger juga, (diulang lagi) buku panduan pengguna, dan beberapa barang lain yang masih terbungkus rapi di plastik. Iya nggak sih, Mon? CMIIW. BB-nya sendiri gimana? nah itu dia yang paling kocak. BB-nya cuma BB mainan yang ditempelin stiker dan kalo dipencet tombolnya bisa ngeluarin bunyi aneh-aneh, nada-nada default mainan anak-anak gitu. LOL. Sebagai pengganti berat BB asli yang nggak ada di dalam kardus itu, dengan cerdasnya si pemberi kado menyelipkan juga sebongkah batu. Haduh…sumpah ‘niat’ banget.

Ya, begitulah tiga terunik dari tukar kado. Saya sendiri juga dapat kado ‘unik’ karena si pemberi kado, Tami (lagi-lagi nama ini disebut), beli kadonya bareng sama saya, di toko yang sama pula. Hahaha. Dasar jodoh…

Acara pria

Pasca tukar kado, acara dilanjutkan di vila masing-masing, cowok dan cewek berpisah. Saya dan teman-teman cewek lain cuma basa-basi bentar di vila, terus langsung pada tepar…hehe. Saya sempat balik ke vila cowok bentar sama Tami (ya ampun, lagi-lagi orang ini) demi mencari lembaran kertas ucapan di kadonya yang tercecer. Setelah angkat-angkat trashbag super gede berisi sampah-sampah sisa peperangan tukar kado, akhirnya kami lemas setelah beberapa detik mencari. Banyak banget soalnya…hee. Menjelang tengah malam itu masih ada acara pria yang entah apa, termasuk nonton Piala Dunia pagi-pagi butanya.

Pagi hari

Pagi hari di Ciwidey. Saya melewatkan sunrise. Habis dingin sih, malas keluar šŸ˜€ lagipula masih heboh ‘arisan’ pagi-pagi sama ibu-ibu di vila. Di luar, hiruk-pikuk mulai terdengar dari arah kolam renang vila. Di halaman kompleks Prana Tirta itu memang ada kolam renang kecil berair hangat yang menggoda untuk diceburi. Saya mandi pertama, sementara sebagian teman cewek pada jalan-jalan di kebun teh. Air di kamar mandi vila default-nya hangat, jadi nggak kedinginan. Cuma bad design aja karena jarak antara WC dan bak airnya jauh T_T. Jadi kalo mau c*bok harus siapin segayung air dulu, kalo belum puas harus jalan ‘jauh’ dulu baru bisa guyur-guyur dengan puas. Haha. Sebenarnya ada satu kamar mandi besar yang ada bathtub-nya (ada yang suka nyebut jacuzzi juga meskipun itu sebenarnya merk), tapi nggak ada kakusnya. Di vila cowok lebih wow lagi, ada bathtub dengan ukuran lumayan besar, lengkap dengan kakusnya. Jadi kalo mau cepat, bisa aja tuh masuknya rombongan, ntar satu orang bok*r terus yang lain berendam dulu, terus gantian sama yang lain…tapi tentu saja harus nanggung resiko nggak boleh malu dilihatin pas lagi ngeden. Yaiks! Sekali lagi, bad design.

Acara bebas

Di agenda tim acara, habis sarapan pagi ada karaokean sampai jam 10. Sayangnya, sesi ini nggak terkoordinir jadi malah pada mencar sendiri-sendiri, bermain-main sesuka hati seperti main kartu, congklak, rubik, atau cebur-cebur di kolam. Sebagian memang benar-benar karaokean. Kebetulan dua musisi paling populer di angkatan sudah menyiapkan alat musiknya, bahkan sampai mic dan speaker-nya. Ahay, jadilah para artis-artis angkatan gatal buat menyumbangkan suaranya.

NB: Kata Tepan, ‘menyumbangkan suara’ berarti membuat suara menjadi sumbang. Untuk yang satu ini memang terjadi di beberapa lagu. Haha, piss ah…

Foto!

Karena agenda ke Kawah Putih yang harusnya dijalankan pagi-menjelang-siang batal, sisa waktu sebelum batas check out pun dimanfaatkan untuk foto angkatan. Kami pun berganti kostum dengan polo angkatan yang masih fresh from the tailor. Halah. Susah banget mencari lokasi yang pas. Serba sempit ruangnya, baik indoor maupun outdoor. Akhirnya dipilih posisi di jalanan depan kompleks bungalow dengan bantuan beberapa properti kursi. Foto sesi dua sebenarnya sudah direncanakan di sebuah spot di kebun teh dengan posisi agak naik gitu. Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba rencana itu diganti dengan ide foto di spot kebun teh yang datar sambil membentuk akronim angkatan. Nah lho, kebayang kan gimana repotnya nyelip-nyelip di antara pohon teh yang jalurnya nggak lurus, padahal yang pengen dibuat adalah bentuk angka “0” dan “6” atau huruf “I” dan “F”. Aduh, pokoknya ngaturnya luar biasa dah lamanya. Sampai ada sesi lompat-lompat selokan yang cukup berbahaya. Setelah melalui pengaturan yang cukup heboh, diputuskan bahwa formasi dibentuk “IF” saja karena membuat formasi “06” (versi angka digital) terlalu susah. Ya iyalah di kebun teh…Hehe. Kami dibatasi jalur-jalur yang ada karena memang cuma bisa berdiri di sana, di sela-sela pohon teh.

Klik, klik, klik, klik!
Gaya sedekap.
Gaya tangan ke atas.
Gaya bebas.
Gaya gelombang (ini yang paling susah kompak…haha).
Selesai deh.

Pulang

Sesi foto angkatan menutup perjumpaan kami kali ini. Banyak kata perpisahan terucap, banyak doa terungkap, banyak ucapan “terima kasih” terhaturkan, dan tentu saja: banyak kenangan yang tersisa. Bagi saya, perjalanan ini bukan sekedar piknik 1,5 hari 1 malam, melainkan juga menjadi saat-saat untuk menghayati kebersamaan saya dengan teman-teman kuliah selama empat tahun ini, bahkan saya jadi ingat teman-teman yang tidak hadir di acara ini.

Akhirnya, saya hanya bisa mengucapkan “terima kasih banyak” buat teman-teman IF’06 atas segala yang telah terjadi hari ini šŸ™‚

Bandung, 30 Juni 2010

Leave a comment

4 Comments

  1. hehhehee.. senaaaaaannngg bisa jalan2 kayak kmaren.. ^^

    btw, gw tadinya pgn nulis ttg bulan juni yg memorable juga.. tapi ujung2nya males ngetik.. :))

    **gw masih heran btw ngapain lo bawa buku banyak2 buat dibaca disana.. padahal ditinggal juga d mobil šŸ˜›

    Reply
    • ciee memorable-nya apa aja nih, Dil, selain acara angkatan? *kedip-kedip*
      itu buku2nya bukan dibawa buat dibaca di sana…tapi baru dibalikin sm Firman (dia pinjem buku pinjeman gw) n baru dikasihin sm Adi (gw pinjem bukunya) pas hari-H, hehe

      Reply
  2. ghe2

     /  July 2, 2010

    kadonya evan juga ajaip, ga.. itu sepasang tapal kuda.

    btw, egaaa makasii ya buat kerja barengnya. hihi, menyenangkan skalii šŸ™‚

    Reply
    • oh iya, lupa šŸ˜€ iya deh itu juga ajaib, tapi “ter”-nya tetep punya kalian itu šŸ˜›
      iya Ge, makasih juga yaa udah jadi partner kerja yang menyenangkan, gw jadi berasa punya geng baru loh kemarin, kita semobil itu… šŸ™‚

      Reply

Wait! Don't forget to leave a reply here.. :D