[Diary Haji] Hari #13 – Perjalanan ke Madinah


Sabtu, 19 Oktober 2013 (14 Dzulhijjah 1434H)
Sambungan dari cerita hari ke-12: [Diary Haji] Hari #12 – Hari Terakhir di Mekkah

Tawaf Wada’ Bukan Rezeki Saya

Hari ini setelah salat Subuh, seharusnya saya ikut tawaf wada’ (tawaf perpisahan jika kita hendak meninggalkan Baitullah). Namun, flek kecil yang saya dapati malam sebelumnya masih berlanjut, malah makin banyak. Kaget! Saya nggak habis pikir bisa gitu padahal masih minum obat penunda haid. Sempat bertanya-tanya apakah ‘bocor’ kedua ini terhitung menstruasi atau fenomena lainnya, tapi nggak tahu juga gimana cara memastikannya waktu itu. Meski demikian, saya akhirnya memutuskan tetap pergi ke masjid karena pagi ini kesempatan terakhir menikmati syahdunya suasana ibadah di sana sebelum bertolak ke Madinah. Sedih rasanya gagal ikutan tawaf wada’, tapi di sisi lain juga bersyukur untungnya darah yang masih dipertanyakan judulnya ini datang lagi setelah semua rukun haji tertunaikan. Alhamdulillah.

Sebelum jamaah Subuh kali ini dimulai, saya sebenarnya merekam langsung azan di Masjidil Haram dengan menggunakan kamera. Kalo ingat masa-masa itu.. di lantai paling atas masjid beratapkan langit yang masih setengah gelap dan berbintang.. semua orang diam mendengarkan lantunan suara merdu muazin.. masya Allah, syahdu dan merinding banget! tapi sayangnya saya nggak bisa share sejuknya suasana itu di sini karena file rekaman itu hilang. Lupa gimana kejadiannya, pokoknya habis haji nggak ada aja dicari di mana-mana T_T

Yang ada hanyalah potongan azan yang pernah saya rekam sebelum masa haji dimulai (2013/10/12) ini:

Jadi saran saya, kalo azan asli di Haram itu matters buat Anda, wajib banget deh rekam-rekam! Asal jangan lupa dijawab dan sampai mengganggu kekhusyukan salat 😀

Saya juga sempat mendokumentaikan hiruk-pikuk sekeliling Ka’bah ketika suami menunaikan tawaf. Lumayan buat kenang-kenangan :mrgreen:

Selepas tawaf wada’, kami langsung pulang ke penginapan karena instruksinya rombongan diharap berkumpul di lobi jam 8 pagi dan nggak kerasa itu udah mepet banget! Pas kami sampai aja udah ada beberapa jemaah yang siap dengan kopernya lagi nunggu di depan resepsionis. Wuih, panic mode ON deh :)) Coba aja kalo semalam nggak lembur packing, pasti heboh banget deh paginya. Mana bisa tenang di masjidnya.. catat ya, jika ada keberangkatan di pagi hari, siapkan koper di malam hari sebelumnya dan sisihkan barang yang masih dibutuhkan di ransel / tas jinjing. Barang yang masih dibutuhkan itu biasanya cuma alat mandi, gosok gigi, dan pakaian ganti.

Saya belum pernah umrah sebelum haji, jadi excited banget aslinya lihat Madinah yang kalo di sirah digambarkan lebih ramah orang-orangnya dan pusatnya kekhalifahan Islam pertama. Cuma kok di catatan saya tertulisnya:

“Udah nggak semangat moving to Madinah. Selain positif batuk berdahak parah, flek malamnya yang bikin aku nggak thawaf wada’ pagi ini ternyata berlanjut jadi mens beneran dengan volume kaya hari normal.”

Nah! Kami berdua memang kena batuk pilek juga sebelum sesi Madinah dan berlanjut hingga seminggu pasca kembali ke Jepang. Flu terparah yang pernah saya punya, beda kaya batuk pilek biasanya 😦

Berhenti Minum Obat

Karena sepertinya positif mens, saya akhirnya membiarkan dan tidak melanjutkan minum Primolut-N si obat penunda haid lagi. Mungkin memang organ saya sedang lelah menahan, jadi saya mikir biarin lah kasih kesempatan dulu maunya gimana.Wkwk. Nggak ada tuntutan untuk ibadah wajib juga di Madinah.. Allah Maha Adil dengan segala keputusan-Nya. Toh nanti bisa main lagi ke sini kalau ada rezeki. Aamiin 🙂

Sambil menunggu bus yang belum jelas datangnya kapan, saya melipir beli pembalut ke apotek yang jaraknya sekitar 300 m dari penginapan. Sepanjang jalan menuju apotek, banyak jemaah dari hotel-hotel sekitar dengan bawaan masing-masing juga tampaknya sedang menunggu kendaraan untuk meninggalkan Mekkah. Suasana begitu ramai sampai trotoar pun dipenuhi orang untuk duduk atau berdiri, eh buat tempat naruh koper dan tas juga ding 😛

Di apotik, adanya cuma pembalut merek Kot*x dan bingung milihnya karena nggak ada info ukuran berapa cm, padahal biasanya saya cari yang panjang (min.29 cm) untuk hari-hari pertama biar nyaman kalo dipakai tidur. Di kemasannya tertulis volume light/normal/heavy doang. Haha. Beli deh yang ultra night dan ultra biasa karena yang bukan ultra isinya 30 pcs alias kebanyakan. Mungkin kecenderungan mens cewek Arab emang beda sama orang kita. 😕

Naik Bus ke Madinah

Singkat cerita, kami menghabiskan waktu seharian untuk perjalanan darat dengan bus dari Mekkah ke Madinah. Panasnya luar biasa, pemandangan sekitar membosankan luar biasa, badan pun tepar luar biasa (karena diperparah mens dan flu juga), tapi serunya juga luar biasa! Sepanjang perjalanan cemilan dan minuman tak henti-hentinya nambah terus dari para donatur yang entah di kota mana aja. Bus beberapa kali berhenti untuk sekedar memberi waktu sopirnya istirahat atau kesempatan untuk semua penumpang turun.

Don’t worry to get starving during hajj. The foods donated by locals just overflow! Wafer, biscuit, cookies, cake, etc. sometimes a meal set with rice or bread. * Muka kucel disembunyiin *

Yang saya masih ingat detilnya adalah berhentinya bus untuk istirahat makan siang. Restorannya ala warung-warung tegal di Indonesia, bedanya cuma jual satu menu thokayam dan nasi. Udah! Hehe. Saya malah tergiur pada penjual buah asongan yang ada di rest area. Kelihatan seger-seger buahnya. Saya beli pisang dan plum (lagi) yang praktis dan anti-noda buat cemal-cemil di jalan.

The brothers were coordinating lunch order for their group

Satu porsi makan siang yang disajikan di kotak styrofoam ala take-out menu dihargai tujuh riyal. Normal seperti harga makanan sejenis di Mekkah. Kalo tidak salah itu juga sudah termasuk teh botol ala Arab.

Lining up for the orders ready

Ticket for lunch order

Eating together @ Rest Area (Meca to Medina route

Delapan Jam Perjalanan

Perjalanan ke Madinah dari Mekkah di musim haji menghabiskan waktu dua kali lipat dari durasi yang seharusnya sehingga kami baru sampai di hotel Wasl Ul Zahabi ketika langit sudah gelap.

The bus which delivered us from Mecca to Medina

Begitu turun dari bus, kami bisa mendengar suara-suara dari Masjid Nabawi cukup keras dan ternyata memang hotel kami lokasinya cukup dekat dengan masjid. Beberapa dari kami mengintip mengikuti arah suara, termasuk saya, dan masya Allah.. gemerlap masjid terlihat dalam jangkauan, mengetuk hati siapa pun untuk datang. Namun, saat itu waktu untuk jamaah salat Maghrib pun sudah lewat, sedangkan kami masih harus berkutat menunggu barang-barang bawaan diturunkan dari bus.

Arrived at Medina. Dari kiri ke kanan: Bro Mian meminta jemaah mengumpulkan kartu identitas maktab untuk kemudahan pengembalian bagasi dan pembagian kamar. Di saat-saat ini mulai banyak jemaah yang sakit dan harus mengenakan masker.

Seperti biasa, proses pengembalian koper/tas masing-masing ini lumayan makan waktu. Setiap jemaah harus menunggu dan memastikan kondisi barangnya sendiri. Nggak ada yang namanya titip-titipan atau tanggung jawab diserahkan ke pemandu.

 

Unloading hajj luggage at Medina

Thank you, Brothers!

 

Proses pembagian kamar dilakukan secara cepat oleh sang owner Mian sesaat begitu kami masuk lobi hotel dengan cara menyuruh jemaah merapat 3-3 ke orang-orang terdekat dari tempat berdiri. Disinilah ada jemaah-jemaah yang tidak dapat pasangan teman sekamar, kemudian menimbulkan pertanyaan bagaimana nasibnya.

Our hotel at Medina. Only 5 minutes walking to Masjid Nabawi.

Jemaah kami tersebar di dua lantai (lupa tingkat berapa). Dari dalam kamar saya mendengar sedikit keributan jemaah kami di luar, sepertinya beberapa masih saling mengunjungi kamar lain untuk berkoordinasi. Dari situ kasak-kusuk saya dengar gosip katanya ada pasangan suami istri yang entah bagaimana caranya dapat ‘kamar barakah’ alias jadi satu kamarnya. Irilah yang lain.. Hahaha. Di keesokan paginya saya masih dengar isu yang sama, tapi wallahua’lam hingga kini masih dipertanyakan juga kebenarannya 😀

Bersambung ke hari ke-14: Ahad, 20 Oktober 2013 (15 Dzulhijjah 1434H)

Leave a comment

2 Comments

  1. Daftar Tulisan Seri “Diary Haji” | .:creativega:.
  2. [Diary Haji] Hari #14 – Ziyarah Madinah | .:creativega:.

Wait! Don't forget to leave a reply here.. :D